Rameune.com, Aceh Selatan – Sebanyak 20 mahasiswa yang tergabung dari beberapa universitas di Aceh pelatihan Jurnalisme Lingkungan yang diadakan oleh Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh di Sigantang Sira, di Gampong Kapa Sesak, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan, Sabtu (11/09/2021).
Kegiatan yang dimulai 10-12 September itu diikuti 15 orang mahasiswa/i Polteknik Aceh Selatan, dua dari Universitas Syiah Kuala, satu peserta dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan dua orang perwakilan dari STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat.
Pendiri FJL Aceh, Fendra Tryshanie mengatakan, kemah jurnalistik lingkungan itu memang sudah menjadi agenda rutin FJL Aceh.
Tujuan dari kegiatan itu sendiri kata Fendra, untuk membangun interest para generasi muda terkhusus mahasiswa agar lebih tertarik menulis ataupun diskusi tentang isu lingkungan.
“Jadi kita buat di Sigantang Sira, Aceh Selatan karena destinasi wisata ini berbasis lingkungan dan lokasinya sangat cocok untuk kegiatan kemah jurnalistik. Konsep yang dibangun juga sangat pro lingkungan. Sebab berbicara ekosiwisata mustahil jika kelestarian alam tidak terjaga,” kata Fendra saat pembukaan Kemah Jurnalisme Lingkungan di Bukit Sigantang Sira, Sabtu (11/9/2021).
Sementara itu, Owner Sigantang Sira, Teungku Abrar Muda mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan FJL Aceh yang mengadakan Kemah Jurnalistik di tempatnya.
Pasalnya saat ini sendiri, lanjutnya, lokasi wisata Sigantang Sira masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021. Dengan adanya kemah jurnalistik ini, selain dapat mendukung isu lingkungan, juga berdampak pada promosi lokasi wisata tersebut.
“Dengan hadirnya sigantang Sira ini, dapat menekan angka pengangguran di Trumon dan Bakongan serta Aceh Selatan seluruhnya,” ujar Abrar.
Hal serupa juga disampaikan Bupati Aceh Selatan, Amran. Ia mengatakan, saat pihaknya sedang konsisten menggalakkan destinasi wisata berbasis alam.
Misal kata Amran, selain Sigantang Sira, ia juga berkeinginan untuk membuat suatu konsep wisata orang utan yang memang hidup di alam liar.
“Saya mau adik-adik dan anak-anak kita dapat sekalian melihat orangutan itu. Supaya hutan di Ranto Sialang itu tidak ditebang oleh masyarakat, agar hutan itu jadi berdampak ekonomi bagi masyarakat,” ucapnya.
Salah seorang peserta Kemah Jurnalistik dari Politeknik Aceh Selatan, Sukma Nadia, bahwa ia memiliki ketertarikan dalam isu lingkungan. Selain, itu ia berharap mendapatkan pengalaman baru.
Saat ini menurutnya, penting bagi generasi muda untuk memberi perhatian terhadap isu-isu lingkungan. Pasalnya, jika bukan dari generasi muda yang menggabungkan isu ini, potensi bencana alam sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Jadi kita berharap agar pelatihan ini dapat lagi dilaksanakan. Karena isu lingkungan ini juga, menjadi isu dunia yang dibicarakan. Jangan hutan kita habis nanti,” ujarnya.