Asus ROG Ally ini bisa mengancam keberadaan Steam Deck yang saat ini menguasai pasar portable gaming.
Jika dilihat dari tanggal perilisan video dari Asus ROG Ally, ini bertepatan dengan tanggal 1 April yang mana lebih populer dikenal dengan hari April Fool’s Day, di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan istilah April Mop. Pada hari April Mop ini biasanya identik dengan kebohongan atau keisengan yang dilakukan secara terstruktur oleh pihak tertentu.
Apalagi dari video yang dirilis oleh Asus yang berdurasi 3 menit tersebut berisi informasi yang sangat terbatas yakni gameplay dari game High on Life, Moving Out, dan WRC Generations. Sontak menimbulkan reaksi yang beragam dari para netizen, sebagian dari mereka berkomentar bahwa ini hanyalah sebuah prank yang dilakukan oleh pihak Asus di hari April Mop.
Tapi dua hari kemudian Asus menjawab keraguan dari netizen dan mengkonfirmasi bahwa ROG Ally memang benar perangkat gaming yang nyata dan gamer dapat melakukan pembelian melalui situs Best Buy.
Asus mengklaim bahwa ROG Ally ditenagai oleh Ryzen APU dari AMD, persis seperti SOC Aerith yang dimiliki oleh Valve Steam Deck. Dan mereka menyatakan ini adalah salah satu chipset tercepat yang dimiliki oleh AMD. Disamping itu, perangkat gaming portable penyaing Steam Deck ini akan berjalan dengan sistem operasi Windows 11.
Meskipun sebelumnya Steam Deck bisa dikatakan sebagai PC Gaming portable yang tergolong sukses karena memiliki performa diatas kompetitor lainnya seperti Ayaneo 2 dan OneXPlayer, tapi ia mengandalkan chipset AMD 6800U dan ini masih kalah jauh dengan ROG Ally.
Ulasan Asus ROG Ally dari YouTuber
Seorang Youtuber review Dave2D membandingkan perangkat ROG Ally ini dengan Steam Deck. Dapat disimpulkan bahwa ROG Ally lebih kecil dan tipis dengan berat 680 gram dan 280mm x 113mm x 39mm. Sedangkan Steam Deck sendiri memiliki berat 669 gram dengan ketebalan 298mm x 117mm x 50,5mm.
Untuk resolusi layarnya sendiri ROG Ally memiliki resolusi 16:9 dengan 1920 x 1080 luas 7 inch, kecerahan 500 nits, dan refresh rate sebesar 120Hz. Sedangkan Steam Deck memiliki resolusi 16:10 dengan 1280 x 800 luas 7 inch, kecerahan 400 nits, dan refresh rate hanya 60Hz.
Video hands-on lainnya dari channel bernama Linus Tech Tips menampilkan ROG Ally ini secara detil dengan pengambilan video dari tiap sudutnya. Dia memaparkan bahwa pada sisi atas perangkat ini memiliki sensor fingerprint yang mana bisa digunakan untuk login atau beralih ke akun yang lain.
Dia juga mengatakan bahwa prototype dari Asus ini tidak menimbulkan kebissingan dari mesin seperti yang dialami oleh STeam Deck, dengan perbandingan 20dB jauh lebih kecil dibandingkan 37dB kepunyaan Steam Deck. Apalagi dengan adanya sistem dual-fan yang bisa menyedot udara dari bagian belakang dan kemudian melepaskannya melalui bagian atas perangkat ROG Ally. Poin penting lainnya Linus juga menegaskan kalau SSD dan joystick sangat mudah untuk diganti oleh siapapun yang punya perangkat gaming portable ini.
Memiliki pixel yang lebih banyak, refresh rate yang lebih tinggi, dan prosesor yang lebih bertenaga memang terdengar bagus untuk produk yang akan diluncurkan oleh Asus ini. Akan tetapi ROG Ally dikhawatirkan akan mengonsumsi baterai secara boros ketika game dijalankan pada sistem operasi Windows 11 dibandingkan dengan Steam OS. Sejauh ini, Dave2D mengatakan bahwa rincian dari baterai belum tersedia, juga dengan harganya sendiri yang diprediksi akan sangat kompetitif dengan harga dari Handled Gaming lainnya.