Rameune.com, Banda Aceh – Bertepatan dengan hari miladnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau disingkat dengan KAMMI yang ke-23 tahun, panitia merangkaikan dengan berbagai kegiatan.
Rangkaian peringatan milad ini tersebar ke seluruh kader KAMMI di Indonesia dengan berbagai kegiatan, tak hanya itu para tokoh negara ini pun banyak yang memberi ucapan selamat dan do’a yang terbaik untuk pergerakan KAMMI ke depannya, Senin (29/03).
Dengan tema milad “Pelopor Kebangkitan Negeri”, KAMMI Komisariat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh juga melakukan sebuah kegiatan besar untuk memperingati milad ini, yaitu kegiatan seminar dengan mengusung tema “Peran Mahasiswa Muslim Negarawan dalam Mewujudkan Indonesia yang Penuh Kejayaan”.
Acara ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan Pemanduan Shalawat Badar oleh Muhammad Haikal, Ketua Divisi Instruktur Dakwah KAMMI Komisariat UIN Ar-Raniry.
Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama yang dipandu oleh Belia Zuhra, anggota divisi Kaderisasi KAMMI Komisariat UIN Ar-Raniry. Setelah itu, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Hymne KAMMI secara bersama.
Reza Ilhamdi, Sekretaris Jenderal KAMMI Komisariat UIN Ar-Raniry, selaku ketua panitia seminar ini saat memberikan sedikit laporan, beliau menyampaikan dan mengingatkan tentang Sejarah KAMMI itu sendiri agar sejarah ini tidak kita lupakan dan terus kita ingat sebagai refleksi 23 tahun milad KAMMI. Di akhir, beliau berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu menyukseskan acara ini, baik kepada pemateri, panitia dan para peserta.
Selanjutnya, ketua komisariat KAMMI UIN Ar-Raniry, Ikhwan Jamil, juga dimintai untuk memberikan kata sambutan. Beliau yang terkenal dengan pribadi yang tenangnya menyampaikan beberapa hal, kurang lebih diantaranya, “Kita tidak boleh lupa bahwa para pemuda punya peran masing-masing di masanya, kalau kita tidak demikian (dalam artian melupakannya), maka kita seakan telah mengkhianati perjuangan para pemuda terdahulu. Kita bisa lihat dari perjuangan Cokroaminoto dalam Sarekat Islam, serta juga tokoh yang bergabung dengannya seperti Agus Salim, sungguh sejarah hidup mereka luar biasa.”
Beliau juga menjelaskan bahwa kita semua mungkin sudah tau pergerakan KAMMI ini bagaimana, maka seharusnya dengan itu kita semakin terpacu untuk berkontribusi lebih baik. Beliau mengingatkan bahwa yang dikatakan para pemuda itu “Agen Of Change”, bukan hanya sekedar slogan semata, tapi perlu pembuktian dari kita semua.
Terakhir, harapan beliau kepada para pemuda KAMMI ialah agar mampu menjadi pemuda emas, memperjuangkan segala hal untuk Indonesia, beliau juga mengajak seluruh elemen organisasi (internal maupun eksternal) untuk sama-sama mewujudkan negara tercinta kita ini lebih maju dalam segala aspek ke depannya.
Selanjutnya, Ketua PD KAMMI Banda Aceh, M. Fathir Ma’ruf Nurasyikim, S.Sos. yang merangkap juga sebagai pemateri hari ini, juga dimintai untuk memberi sambutan membuka acara seminar ini. Saat muqaddimah, beliau memulai dengan pernyataan luar biasa saat menyampaikan peran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk ummatnya, yaitu “dari ummat yang BIADAB menjadi BERADAB”, seakan pesan untuk kita semua agar senantiasa menjadi ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bekerja keras dalam mewujudkan peradaban.
Beliau menjelaskan bahwa Tagline “Muslim Negarawan”, sangat penting untuk digaungkan. Beliau berharap semoga pemateri yang ada nantinya mampu memberikan semangat kepada para kader yang berhadir. “Hari ini KAMMI sudah berumur 23 Tahun, banyak para tokoh yang lahir dari sini dan banyak pula inovasi yang telah muncul.” Ujar beliau kurang lebih. Beliau juga berharap kita semua mampu menjadi seperti itu suatu saat.
Terakhir, beliau menutup dengan sekaligus membuka acara, diiringi tepuk tangan oleh seluruh peserta seminar.
Acara ceremonial pun berakhir dengan lantunan do’a yang teduh dari Muhammad Asril, Wakil Ketua Departemen Hubungan Masyarakat (HUMAS) KAMMI Komisariat UIN Ar-Raniry.
– Acara SEMINAR
Acara seminar pun tiba, moderator kali ini dipandu oleh Rahmad Sagala, Sekretaris Jenderal KAMMI Banda Aceh. Beliau membuka dengan mengingatkan bahwa 23 tahun ini bagi KAMMI seakan-akan seperti seseorang yang sedang memasuki usia penuh semangat-semangatnya. Lalu, beliau pun mempersilahkan kepada kepada Pemateri Utama, yaitu Bapak Prof. Dr. Farid Wajdi, MA.
1. PROF. DR. FARID WAJDI, MA: “NEGARA BESAR HARUS DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN YANG BERJIWA BESAR.”
Prof. Dr. Farid Wajdi, MA. Beliau yang dulunya rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, namun kini menjabat sebagai Ketua Majlis Adat Aceh. Saat mulai memberikan materi seminar, beliau memulai dengan menceritakan perjalanan pendidikan beliau dari pra sekolah hingga kuliah. Beliau membuat sebuah peta jalan, atau dalam artian perjalanan rencana hidup beliau ke depannya, kapan beliau selesai kuliah, menikah, bergelar master, bergelar doktor, menjadi dekan, dst. Selama 40 tahun, dari 1980-2021 beliau terus meniti perjalanan yang luar biasa dalam hidup beliau. Fungsi peta jalan ini bagi beliau agar hidup ini menentu arahnya, walaupun bisa saja Allah berkehendak lain, namun tidak salahnya kita mengatur rencana sebaik mungkin, dan alhamdulillah segala yang beliau rencanakan terwujud.
Saat mulai masuk ke bagian tema materi, beliau menegaskan sekaligus bertanya pada kita semua, dimanakah peran kita selama ini untuk mewujudkan negeri seperti yang tercantum dalam Q.S. Saba’ : 15.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
… بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ
“… (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.””
QS. Saba'[34]:15
Apakah sudah tercapai? Maka itu menjadi tugas kita bersama. Kemudian beliau membawa kita pada sejarah hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bagaimana Muhammad Al-Fatih, sebuah generasi yang hebat yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. Kata beliau, pasukan Al-Fatih mengalami kemenangan bukan karena faktor dari kehebatan fisik dan keahlian saja, namun bagaimana pasukan ini disaring terlebih dahulu dengan pertanyaan seputar ketaatan beragama, ditanyakan kepada pasukan tersebut siapa yang tidak pernah tinggal shalat dari akil baligh, shalat jamaah, shalat rawatib, hafidz Qur’an, shalat dhuha, dan shalat tahajjud.
Beliau mengingatkan, untuk menjadi hebat di masa depan, apakah kita sudah melihat terlebih dahulu keta’atan kita kepada Allah? Berapa bagian Al-Qur’an yang sudah kita hafal? Sudah istiqamahkah kita shalat dhuha dan shalat tahajjud? Sudahkah kita disiplin akan waktu? Itu semua menjadi teguran bagi diri kita bahwa sebelum kita ingin menjadi pribadi yang tangguh, maka tingkatkanlah keta’atan kita perlahan dan istiqamahlah di jalan itu.
Berbicara mengenai pemimpin, ada satu kalimat beliau di tengah materi yang beliau sampaikan, namun indah sususan kalimatnya nan indah maknanya, beliau berkata “Negara besar harus dipimpin oleh Pemimpin yang BERJIWA BESAR.” Pemimpin yang baik itu bagi beliau ialah yang berkarakter, punya pemahaman dan wawasan tentang Islam yang luas, membela Islam, punya pemikiran ke depan/visioner, membela bangsanya dan adil atau memposisikan sesuatu pada tempatnya. Beliau juga heran, sekarang, orang muslim yang bagus sekali (dalam segala aspek) terkadang sulit menjadi pemimpin oleh negara ini, akhirnya banyak para koruptor, penjilat, dan penghancur di negara ini.
Terkait peran pemuda, beliau berkata bahwa beliau saja yang sudah memasuki usia tua, masih punya jiwa yang penuh semangat, maka beliau mengajak kita untuk lebih dari beliau. Beliau berharap kita kelak bisa menjadi pemuda yang visioner atau berfikir dan berencana ke depan serta berjiwa optimisme.
Oleh karena itu, masalah-masalah seperti perpecahan antar umat Islam, pemuda dan bangsa ini juga harus kita fikirkan bersama sebagai generasi muda.
Pesan beliau yang terngiang di benak kami, ada 2 hal yang wajib dipegang para pemuda :
1. Pemuda wajib memformat cita-cita yang hebat dalam dirinya mulai sekarang, yakni ia harus menentukan ingin menjadi apa kelak.
2. MEWUJUDKANNYA!
Mengenai menjayakan Indonesia 2045, beliau yakin, tahun 2045 in syaa Allah akan menjadi tahun “emas”. Beliau mengatakan 30-55/60 tahun ialah usia yang produktif. Maka untuk 20 tahun ke depan menuju 2045, in syaa Allah kita (pada umumnya para pemuda) masih di dalam usia produktif itu, maka kita harus mampu berkontribusi menjayakan Indonesia ini.
Di akhir pemaparan materi beliau, beliau berkata, “Satu hal yang harus ada dalam diri kita, yaitu ‘Nyoe gob jeut, tanyoe pih beu jeut (Kalau orang lain bisa, kita pun harus bisa)'”.
2. M. FATHIR MA’RUF NURASYIKIM, S.SOS: “MENGAPA DENGAN MENJAYAKAN INDONESIA 2045?”
Materi kedua disampaikan oleh Ketua PD KAMMI Banda Aceh, M. Fathir Ma’ruf Nurasyikim, S.Sos. Setelah sebelumnya memberi kata sambutan dan membuka acara, kali ini beliau juga diberi kesempatan menyampaikan materi.
Dengan tenang, beliau memulai bahasan materinya dengan satu kalimat yang indah dari Mahfuzhat (Pepatah Arab),
حياة الفتى بالعلم و التقى
“Hidup seorang pemuda itu dengan Ilmu dan ketaqwaan”.
Kemudian beliau melanjutkan materinya dengan menjelaskan secara mendasar terlebih dahulu apa itu Muslim Negarawan. Muslim yang artinya orang yang tunduk dan patuh pada aturan, tentunya dalam agama kita aturan dalam Islam itu sendiri. Negarawan ialah orang yang punya wawasan dan mampu mengelola tata kenegaraan.
Jadi Muslim Negarawan kurang lebihnya ialah orang yang punya wawasan dan mampu mengelola tata kenegaraan serta tunduk dan patuh pada aturan tersebut, terutama pada aturan dalam Islam.
Berbicara mengenai milad KAMMI dan sejarahnya, beliau menjelaskan bahwa KAMMI yang lahir di 1998 ini akan menjadi wadah aksi perjuangan keislaman.
Lalu beliau bertanya, “Mengapa dengan menjayakan Indonesia 2045? Kurang lebih sama seperti penjelasan Prof. Dr. Farid Wajdi, MA. tadi, ialah karena pada umumnya para pemuda yang umurnya 20 tahun, akan menjadi 40-45 tahun ke depan. Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menerima mandat wahyu pada usia 40 tahun.”
Menyinggung masalah pemimpin, beliau berkata bahwa KAMMI ialah organisasi yang membentuk kader seorang pemimpin ke depan dan membentuk negara Indonesia yang Islami.
Kader KAMMI itu harus mampu ke depannya berbicara dan memberi tanggapan mengenai politik, ekonomi, pendidikan, dll. Sektor KAMMI bagi beliau tidak harus berada dalam sistem pemerintahan. Ada sektor profesionalisme (dosen, dokter, pengacara, dll), sektor publik (wali kota, dll), sektor LSM, dan Mahasiswa pun bisa punya peran, yaitu politik moral bukan praktis. Namun bukan berarti mahasiswa tidak boleh berbicara mengenai politik.
Tapi sayangnya, banyak mahasiswa yang tidak paham akan hal ini, akhirnya mereka terjun ke politik praktis.
Terakhir, kurang lebih beliau berpesan “Kita harus optimis Indonesia bisa jaya di tahun 2045, atau bisa lebih cepat dari pada itu. Kita dari dulu jika belajar sejarah terkadang hanya sebagai romansa dan kebanggaan masa lalu saja, hafal nama dan tahun sejarahnya, tapi jarang menyelami makna dan hikmahnya.”
Oleh karena itu, kita senantiasa harus menjadi pemuda yang ingat bagaimana pendahulu kita bisa berjaya dan berperadaban dalam sejarahnya, sudah semestinya kita bangkit dalam mewujudkannya kembali.
Penulis : Muhammad Haikal (Ketua Divisi Instruktur Dakwah, KAMMI Komisariat UIN Ar-Raniry Banda Aceh).