Rameune.com, Banda Aceh – Direktur Politeknik Aceh Selatan, Dr. Muhammad Yasar, S.TP.,M.Sc dan Kepala Pusat Rises Atsiri Research Center (ARC), Universitas Syiah Kuala Dr. Syaifullah Muhammad, ST.,M.Eng melakukan penandatangan kerjasama dibidang pengembangan teknologi pengolahan minyak atsiri.
Prosesi penandatangan kesepakatan kerjasama ini disaksikan secara langsung oleh Kepala Bappeda Aceh, Ir. Elvizar Ibrahim, M.Si di Kantor Bappeda Aceh (5/10/2020).
Sebelumnya, sebagai salah satu anggota konsorsium perguruan tinggi dalam percepatan pengentasan kemiskinan di Aceh, Politeknik Aceh Selatan mempresentasikan inovasi ketel hybrid rancangannya dihadapan Kepala Bappeda untuk dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai perbaikan teknologi penyulingan minyak atsiri.
Ketua tim riset ketel hybrid yang juga merupakan Wakil Direktur Bidang Akademik Poltas, Nuzuli Fitriadi, ST., MT dalam presentasinya menyebutkan bahwa inovasi tersebut telah dihasilkan sejak tiga tahun yang lalu dalam bentuk prototype. Harusnya kalau tidak terkendala pandemi covid19, inovasi ini telah dapat diaplikasikan dalam sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Pala di Meukek Aceh Selatan.
Keunggulan ketel hybrid tersebut menurut Dosen Teknik Mesin Poltas ini terletak pada sistem kontrolnya yang sudah komputerisasi, sistem pemanasan menggunakan water tube, mampu menghemat energi hingga 30 % , dan memiliki alternatif penggunaan bahan bakar listrik, kayu bakar dan briket. Namun bahan bakar utamanya adalah menggunakan listrik. Alternatif lain tersebut hanya digunakan untuk antisipasi ketidakstabilan suplai energi listrik.
Menurut Kepala Bappeda Aceh, Ir. Elvizar Ibrahim, M. Si, Aceh dikenal sebagai daerah penghasil Minyak Atsiri terbaik di dunia terutama jenis minyak nilam dan minyak pala. Oleh sebab itu Pemerintah Aceh ingin menjadikan pengembangan produk tersebut sebagai salah satu fokus Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat terutama komuniti lokal demi kesejahteraan masyarakat Aceh.
“Selama ini melalui kerja sama dengan ARC Unsyiah, telah mampu mengangkat kembali potensi nilam Aceh”, kata Elvizar.
Beliau menginginkan komunitas pala juga harus mampu mengikuti jejak nilam dan melalui inovasi Poltas, harapnya.